HERPES ZOSTER
Tanda & Gejala Herpes Zoster
Tanda dan gejala herpes zoster diawali dengan respons sistemik, seperti demam, tidak nafsu makan, dan lesu. Gejala-gejala ini disertai dengan gejala saraf sensoris pada satu atau lebih dermatom kulit yang belangsung 1-10 hari, rata-rata 48 jam, biasanya disertai nyeri, gatal, atau kebas.
Setelah gejala-gejala awal, ruam-ruam dan bentol-bentol kemerahan di kulit muncul kemudian membentuk vesikel dalam waktu satu hari. Pada area dimana terdapat ruam, dapat timbul rasa nyeri, berkurangnya bertambah atau hilangnya sensasi saraf.
Penemuan fisik yang klasik dari herpes zoster adalah vesikel berkelompok dengan dasar kemerahan pada permukaan kulit sesuai dengan persarafan sensorisnya. Ruam ini dapat menyebabkan nyeri dan dapat juga menyebabkan sensasi saraf berkurang, meningkat atau bahkan menghilang. Rasa nyeri yang dirasa seperti terbakar, berdenyut atau menusuk dengan intensitas berbeda dan dapat disertai rasa gatal. Secara khas kondisi ini mengenai satu dermatom. Dermatom bagian tubuh yang paling sering adalah dermatom bagian dada. Pembesaran kelenjar getah bening dapat pula ditemukan.
Masa penyembuhan biasanya tanpa gejala herpes sisa, tetapi dapat saja meninggalkan jaringan parut, infeksi sekunder, atau komplikasi lain. Rasa nyeri yang tidak disertai kemerahan dan pembentukan vesikel, disebut postherpetic neuralgia. Postherpetic neuralgia terbatas pada keterlibatan dermatom dan dapat bertahan hingga tahunan. Alasan mengapa pasien menderita dapat mengalami postherpetic neuralgia atau tidak, belum diketahui secara pasti. Namun, orang tua berusia lebih dari 60 tahun lebih sering terkena dibandingkan dengan penderita muda. Komplikasi ini juga sering pada herpes zoster yang mengenai tubuh bagian atas.
Gejala herpes zoster dapat timbul pada lebih dari satu dermatom dan dapat saja terjadi pada dua sisi tubuh. Frekuensi dermatom ini bertambah pada populasi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Berbagai variasi dapat saja terjadi.
Selain sering menimbulkan dermatom daerah dada, gejala herpes zoster juga dapat mengenai area lain sesuai saraf yang mempersarafinya, pada wajah yaitu pada mata, saraf yang mempersarafi rahang bawah-dapat mengenai daerah pipi, sebagian hidung, kelopak mata bawah, nasofaring, tonsil dan langit- langit dari mulut, saraf yang mensarafi rahang atas- mengenai sisi kepala, telinga bagian luar, luar liang telinga, bibir bagian atas, dan mukosa mulut, telinga, dan lainnya.
Herpes zoster oftalmikus (HZO) terjadi sekitar 10-15% dari kasus herpes zoster. Gejala herpes klasik ditambah dengan gejala yang biasa terjadi pada HZO, seperti konjungtivitis, skleritis, keratitis iridosiklitis, glaukoma, neuritis optik, atrofi optik, neuritis retrobulbar, eksoftalmus, kelopak yang tertarik atau terjatuh dan kelumpuhan otot ekstraokuler. Pada HZO, nervus kranialis pertama yang terkena reaktivasi virus. Gejala awal yang dialami biasanya sakit kepala, mual dan muntah.
Herpes zoster otikus (Ramsay Hunt syndrome) dapat menghasilkan sindrom foramen jugularis akut. Hal ini ditandai dengan disfagia, disfonia akut dan sering disertai atau didahului oleh nyeri kepala, leher atau tenggorokan. Vesikel herpes pada kulit atau mukosa mungkin saja tidak muncul, muncul lebih lambat, atau tidak terdeteksi.
Artikel Terkait