Sore Sobat,
Berita di media sosial mengenai kesehatan perlu disikapi dengan bijaksana, terutama jika penulis berita tersebut tidak memiliki latar belakang profesional medis — sehingga informasi yang diberikan bisa kurang tepat. Pada dasarnya, tahi lalat dapat dianggap sebagai tumor jinak. Pada sebagian besar orang, tahi lalat tersebut tetap tidak berbahaya, dan tidak perlu diangkat. Namun, pada beberapa orang bisa saja tahi lalat tersebut berkembang menjadi tumor ganas, yang ditandai dengan ukuran bertambah besar, batas tahi lalat menjadi tidak tegas, dan mudah berdarah. Pada kondisi tersebut, tahi lalat harus diangkat. Sementara kanker kulit yang dimaksud, yaitu melanoma, memiliki banyak faktor yang dapat memicu timbulnya kanker, terutama paparan sinar ultraviolet yang tinggi. Pada beberapa kasus tahi lalat bisa saja berkembang menjadi melanoma (seperti sudah dijelaskan di atas).
Oleh karena itu, terdapat beberapa kemungkinan mengenai kejadian yang menimpa artis tersebut (yang tidak bisa dipastikan mana yang benar karena informasi yang tersedia hanya sedikit): 1) setelah pengangkatan tahi lalat di suatu tempat, beberapa tahun kemudian timbul melanoma di tempat lain (tahi lalat tidak berhubungan sama sekali dengan kanker tersebut), 2) pengangkatan tahi lalat tersebut ditujukan karena tahi lalat menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah kanker, namun pengangkatan tidak sempurna (sel-sel kanker bisa tidak kasat mata sehingga masih tertinggal) — beberapa tahun kemudian sel-sel kanker yang tersisa ini tumbuh kembali menjadi kanker kulit. Semoga saran ini membantu Sobat.