
Obat antiretroviral telah dikenal luas sebagai satu-satunya obat yang dapat menghambat perkembangan penyakit HIV/AIDS. Obat ini memang tidak menyembuhkan, tetapi setidaknya dapat memperpanjang harapan hidup penderita dan tetap bisa beraktivitas normalnya tanpa digerogoti kondisi sakitnya.
Apa itu obat antiretroviral ?
Obat yang dirancang untuk mencegah proses menjadi sakit setelah terifeksi HIV. Di Indonesia, jenis yang tersedia adalah Neviral (Nevirapine), Duviral (Lamivudin & Zidovudin), Lamivudin tunggal, Efavirens tunggal dan Stafudin tunggal.
Bagaimana obat ini bekerja ?
Obat ini bekerja dengan
menjaga agar jumlah virus dalam hal ini HIV tetap rendah di dalam tubuh. Sehingga menghentian proses pelemahan sistem imun dan memberi waktu agar sistem imun dapat memulihkan diri setelah dirusak oleh HIV.
Kapan saya harus memulai terapi antiretroviral ?
Untuk mengetahuinya, pertama anda harus memastikan bahwa anda terinfeksi HIV (anda dapat membaca artikel mengenai tes HIV). Kemudian bila positif, maka anda harus memeriksa kadar CD4 anda. CD4 adalah protein yang menempel pada permukaan sel T yang berperan dalam mengenali sumber penyakit untuk kemudian mengatur sel imun lainnya menghancurkan penyakit tersebut. HIV bekerja dengan menempel pada CD4 lalu merusak sel T sehingga sistem imun anda tidak bekerja. Dengan tes CD4, maka anda dapat mengetahui sejauh mana virus telah merusak. Menurut WHO (World Health Organization), anda akan mendapatkan antiretroviral bila
kadar CD4 < 200 cells/ mm3 dengan atau tanpa gejala klinis atau bila secara klinis sudah memasuki stadium 4.
Apa yang harus dilakukan sebelum memulai terapi ?
Anda harus melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan kondisi fisik anda yaitu adanya infeksi hepatitis, TB, kehamilan, obat suntik, riwayat psikiatri, riwayat pemakaian obat, hemoglobin, dan yang paling penting adalah kesiapan pasien mengenai terapi antiretroviral.
Apa saja efek samping yang mungkin timbul dari pemakaian antiretroviral ?
Mual, muntah dan diare adalah efek samping yang mungkin timbul. Tidak semua orang yang mendapat antiretroviral akan mengalami hal ini. Gejala ini bisa ringan saja atau berat hingga harus dirawat. Anda dapat meminta digunakannya obat lain yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala efek samping ini.
IRIS (immune reconstitution inflammatory syndrome) adalah penyakit yang timbul tak lama setelah meminum obat antiretroviral. Hal ini muncul akibat reaksi hebat setelah pemulihan cepat dari sistem imun, sehingga infeksi oportunistik yang tadinya tak terlawan atau dorman menjadi terdeteksi dan dihancurkan. Proses ini menimbulkan reaksi seluruh tubuh seperti sakit.
Hal ini tidak berarti terapi gagal, bahkan terapi harus dilanjutkan, kecuali bila infeksi adalah cryptococcal meningitis atau tuberculosis maka terapi distop sementara hingga penyakit teratasi. Gejala biasanya akan menghilang dalam beberapa minggu. IRIS mungkin terjadi bila sebelum terapi dimulai, kadar CD4 dalam tubuh sudah rendah.
Obat apa saja yang tidak boleh dikonsumsi bersama antiretroviral ?
Berikut adalah obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama antiretroviral karena akan menurunkan daya kerja obat (interaksi obat) yaitu :
- Obat migraine seperti Cafergot dan Migranal
- Obat-obatan herbal, misalnya kapsul bawang putih
- Obat untuk mengatasi infeksi oportunistik seperti rifabutin untuk TB
Kapan terapi dikatakan gagal ?
Ada tiga hal yang dapat menyebabkan terapi gagal, yaitu resistensi virus terhadap obat, ketidakpatuhan dalam meminum obat, dan atau interaksi obat. Terapi dikatakan gagal bila
jumlah virus dalam tubuh (viral load) > 50 copies/ml atau secara klinis gejala infeksi HIV memburuk atau tes CD4 menurun dari kadar awal. Tes sebaiknya dilakukan 1 bulan setelah menerima terapi.
Sebaiknya setelah memulai terapi antiretroviral, maka anda harus melakukan kunjungan ulang
setiap minggu ke 2, 4, 8, 12 dan 24. Dan bila telah stabil maka setiap 6 bulan, untuk memonitor keberhasilan terapi dan kondisi fisik anda.
Bagaimana menjaga keberhasilan terapi antiretroviral ?
Kedisiplinan dan kepatuhan anda berperan penting dalam keberhasilan terapi. Hal ini berupa meminum obat setiap hari tanpa kecuali, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara (sebelum, selama, atau sesudah makan).
Dimana saya bisa mendapatkan obat antiretroviral ?
Untuk domisili jakarta, berikut adalah rumah sakit rujukan untuk terapi antiretroviral bersubsidi (gratis) :
NO |
RUMAH SAKIT |
ALAMAT |
CONTACT PERSON |
1. |
RS. Cipto Mangunkusumo |
Jl. Diponegoro No.71 Salemba Jakpus |
Dr. Pudjiartuti,SpKK Telp. 0816829718 |
2. |
RS.Persahabatan |
Jl. Persahabatan Raya, Jaktim |
Dra. Ni Made N, MM Telp. 08169852172 |
3. |
RS. Mintoharjo |
Jl. Bendungan Hilir No.1, Jakarta Pusat |
Dr. Robert |
4. |
RS. Gatot Subroto |
Jl.Dr.A.Saleh No.24 Jakarta Pusat |
Dra.Yetty H, Apt Telp. 0816755725 |
5. |
RSUD Duren Sawit |
Jl. Duren Sawit No.2 Jakarta Timur |
Dr. Tunggul Telp.0811944157 |
6. |
RS. Kanker Darmais |
Jl. Komplek Hankam Slipi Jakarta Barat |
Dr. Risma Telp. 08128838947 |
7. |
RSPI. Prof. Sulianti Saroso |
Jl. Baru Sunter Permai Raya Jakarta Utara |
Dr. Janto Saroso Telp. 0811193931 |
8. |
RS. POLRI Kramat Jati |
Jl. Raya Bogor Kramat Jati Jakarta Timur |
Dr. Dasril Telp. 08161865083 |
9. |
RS. Fatmawati |
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta Selatan |
Maria Kristina Telp. 08561084907 |
Sedangkan untuk anda yang berdomisili di luar jakarta, yaitu :
RS Adam Malik Medan |
RS Sanglah Bali |
RSU Pekan Baru |
RS Malalayang Menado |
RS Budi Kemuliaan Batam |
RS W. Sudirohusodo Makasar |
RS M. Husein Palembang |
RS Dr. Soedarso Pontianak |
RS Hasan Sadikin Bdg. |
RS Merauke |
RS Kariadi Semarang |
RS Selebe Solu Sorong |
RS Sardjito Yogyakarta. |
RS Jayapura |
RS Dr. Soetomo Surabaya |
RS Mitra Masyarakat, Timika |
Sumber :
www.i-base.info/itpc/Indonesian/spirita/docs/.../Pengobatan-HIV.ppt
http://www.avert.org/treatment.htm