Siapa yang tidak mau memiliki anak yang sehat? Apalagi bisa hidup normal dan bebas dari penyakit-penyakit bahaya. Termasuk penyakit Leukemia pada anak!
Sudah banyak bukti menyebutkan bahwa kasus ini lebih banyak menyerang anak-anak. Bagaimana jadinya kalau banyak generasi muda kita yang menderita penyakit ini?
APA ITU LEUKEMIA?
Leukemia atau Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) merupakan keganasan klonal dari sel-sel prekursor limfoid. Penyakit ini kebanyakan diderita oleh anak-anak bahkan mencakup sekitar 80% dari seluruh kasus LLA.
Kasus Leukemia terjadi sekitar 9-10 dari 100.000 penduduk. Dan seperti yang tertulis di atas, kebanyakan penderitanya adalah anak-anak yang berumur 2 - 5 tahun. Menurut jurnal Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) (oleh Noriko Satake), penyakit ini dapat terjadi pada anak-anak dengan berbagai penyakit imunodefisiensi kongenital yang pada akhirnya menyebabkan keganasan limfoid. Namun, hal ini tidak perlu dikhawatirkan, sebab cukup dengan diagnosis dan terapi yang tepat, penyakit ini dapat disembuhkan. Sekitar 80% kasus Leukimia pada anak-anak dinyatakan sembuh!
Namun sebaliknya, orang dewasa penderita Leukimia hanya memiliki peluang yang kecil (5%) untuk dapat sembuh.
APA SAJA YANG MENJADI TANDA DAN GEJALA PENYAKIT Leukimia?
Gejala dan tanda yang dialami penderita Leukimia umumnya bervariasi. Namun secara umum gejala klinik yang sering dialami penderita penyakit ini antara lain:

- anemia
- anorexia (hilang selera makan)
- nyeri tulang dan sendi
- demam dan berkeringat banyak
- perdarahan kulit, gusi, otak, hematuria (adanya darah dalam urin).
- pembesaran hati
- pembesaran limpa
- limfadenopati (penyakit kelenjar limpa)
- tumor lysis sindrome
- gagal ginjal
- sepsis (adanya mikroorganisme dalam darah atau jaringan lain)
- perdarahan
- trombosis
- typhilitis
- neurophaty (gangguan fungsional pada sistem saraf tepi)
- encephalophaty (penyakit degeneratif pada otak)
- seizure (kejang)
- keganasan sekunder
- short stature
- kekurangan hormon pertumbuhan
- Kematian juga dapat terjadi. Biasanya akibat dari infeksi yang tak terkontrol lagi ataupun perdarahan yang luar biasa. Bahkan bisa juga terjadi sekalipun telah diterapi dengan produk darah yang benar dan kemoterapi yang tepat.